Apa Itu Stunting Menurut WHO?

Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan anak yang disebabkan oleh gizi buruk, di mana anak tidak mencapai tinggi badan ideal sesuai usianya sehingga seara fisik, pertumbuhannya terhambat. Stunting mulai terjadi terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK), terhitung sejak masa konsepsi bayi di perut ibu hingga anak berusia 2 tahun.

Periode 1000 hari pertama kehidupan ini kerap disebut sebagai masa keemasan pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, penting untuk dilakukan intervensi di periode ini karena stunting menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental dalam jangka panjang, yang pada akhirnya dapat mengurangi potensi anak untuk berkembang secara optimal.

Apa yang dimaksud dengan wasting?

Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.

4 Ciri-Ciri Utama Anak Stunting

Stunting dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan anak. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ciri-ciri anak yang mengalami stunting:

1. Tinggi badan anak lebih rendah dari anak seusianya

Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh anak terhambat.

 

2. Berat badan anak lebih rendah dari anak seusianya

Selain tinggi badan, berat badan anak yang stunting juga cenderung lebih rendah dibandingkan anak seusianya. Kekurangan gizi menyebabkan anak sulit untuk menambah berat badannya sesuai dengan pertumbuhan yang seharusnya.

3. Keterlambatan dalam pencapaian tahap perkembangan motorik

Anak stunting umumnya mengalami keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan motorik, seperti merangkak, berdiri, dan berjalan. Kekurangan gizi berdampak pada pertumbuhan otot dan kekuatan fisik anak, sehingga mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menguasai keterampilan motorik tersebut.

4. Keterlambatan dalam pengembangan kognitif dan emosional

Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan emosional mereka. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki keterlambatan dalam hal berbicara, berpikir, dan memecahkan masalah. Selain itu, mereka juga lebih rentan mengalami gangguan emosional, seperti kesulitan dalam mengendalikan emosi, kecemasan, dan depresi.

Mengenali ciri-ciri anak stunting merupakan langkah awal yang penting untuk Ibu dalam mengidentifikasi masalah pertumbuhan anak. Dengan segera mengatasi kekurangan gizi dan memberikan dukungan yang tepat, Ibu dapat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait masalah stunting atau kebutuhan gizi anak. Selain itu, terdapat beberapa langkah yang bisa ibu tempuh dimulai dari rumah agar anak terhindar dari stunting.

12 Langkah Pencegahan Stunting yang Bisa Dimulai dari Rumah

Nyatanya, ada beberapa langkah yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah stunting yang bisa dimulai di rumah. Langkah tersebut, antara lain:

  1. Mengoptimalkan asupan gizi ibu selama kehamilan
  2. Pemberian ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan
  3. Mengenalkan MPASI sehat dan bergizi seimbang setelah anak berusia 6 bulan
  4. Rutin mengonsumsi susu berkualitas yang khusus diformulasikan untuk anak
  5. Memberikan makanan bergizi, seperti sayur, buah, protein hewani, dan karbohidrat
  6. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih
  7. Memberikan stimulasi dan interaksi yang cukup kepada anak
  8. Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi
  9. Rutin memeriksakan kesehatan anak ke Fasilitas Kesehatan
  10. Mengikuti program imunisasi sesuai jadwal
  11. Mengajak anak untuk berolahraga dan beraktivitas fisik
  12. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam mendukung tumbuh kembang anak

Di luar langkah-langkah tersebut, stunting sendiri sejatinya adalah masalah yang melibatkan banyak pihak dan bukan hanya semata masalah yang harus dipecahkan dalam lingkup rumah dan keluarga saja. Dibutuhkan keseriusan dari banyak pihak, terutama pemerintah dan pelayanan kesehatan.

Di antara yang dapat dilakukan adalah menjalani program penanganan stunting yang efektif, sehingga semua pihak turut berperan aktif agar masa depan anak di Indonesia cerah dan bebas dari stunting.

7 Program Penanganan Stunting yang Efektif

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait dalam penanganan stunting pada anak. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai intervensi stunting yang dijalankan dalam program aksi konvergensi penurunan stunting:

1. Pemberian suplemen zat besi dan asam folat bagi ibu hamil

Suplemen zat besi dan asam folat penting bagi ibu hamil untuk mencegah anemia dan mendukung perkembangan janin. Pemberian suplemen ini juga membantu mengurangi risiko stunting pada anak sejak dalam kandungan.

2. Pemberian vitamin A dan zat besi bagi anak usia 6-59 bulan

Vitamin A dan zat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemberian suplemen ini membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak dan mengurangi risiko stunting.

3. Pemberian tablet tambah darah

Program pemberian tablet tambah darah ini penting untuk mencegah anemia dan mendukung pertumbuhan anak yang sehat. Di dalam tablet tambah darah mengandung zat besi dan vitamin yang membantu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.

4. Pendidikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan keluarga

Program pendidikan gizi dan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu serta keluarga terkait pentingnya gizi dan kesehatan anak. Pemahaman yang baik akan gizi dan kesehatan diharapkan dapat memicu ibu dan keluarga untuk membuat keputusan yang baik, tepat, dan berpedoman dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi anak.

5. Penyuluhan mengenai praktik sanitasi dan kebersihan lingkungan

Kebersihan dan kesehatan dimulai dari sanitasi yang baik dan lingkungan yang bersih. Hal ini penting untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan malnutrisi pada anak. Melalui program penyuluahn ini, keluarga akan diberi pedoman dan tata cara menjaga kebersihan rumah, lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat.

6. Pendampingan pemberian makan pada anak, termasuk MPASI

Melalui program pendampingan ini, diharapkan ibu dapat menyusun menu makanan yang bergizi dan seimbang untuk anak, terutama ketika memasuki masa anak mengonsumsi MPASI. Dukungan ini penting untuk memasitkan agar kebutuhan gizi dan nutrisi anak terpenuhi seiring dengan bertumbuhnya usia anak.

7. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar

Setiap orang sedianya wajib memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Melalui program ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan dasar seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan konsultasi gizi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang lebih baik diharapkan dapat membantu deteksi dini dan penanganan masalah stunting pada anak sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya stunting.

Dengan menggabungkan berbagai intervensi ini, program penanganan stunting dapat bekerja secara efektif dalam mengurangi prevalensi stunting dan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Peran serta ibu dan keluarga dan juga pemerintah sangat penting dalam keberhasilan program untuk mencegah dan menangani stunting ini.

#rsumitramedikatanjungmulia